♥♥♥♥♥ Condong mato ka nan rancak condong salero ka nan lamak rancak di awak katuju di urang ♥♥♥♥♥

09/03/10

Dendeng batokok


Duh ko tumben banget jadi kepengen sama masakan yang satu ini. Uih Dendeng batokok. Bagi orang minang masakan yang satu ini sudah tentunya tidak asing lagi. Jadi tambah kepengen deh..

Dendeng batokok ini adalah salah satu masakan minang yang dagingnya di tipiskan dengan cara di tokok ( di pukul). Dagingnya dari daging sapi.

Berikut resep dari "Dendeng batokok"

bahan:
500g daging sapi, potong 6-8bagian agar cepat matang
300ml santan encer (pengganti air kelapa)

bumbu daging (dihaluskan):
1sdm ketumbar bubuk
5siung bawang putih
1ruas jari jahe
2sdt garam

saus balado:
3 sdm margarin untuk menumis
100g cabe hijau
8 siung bawang merah
50ml kaldu dari sisa rebusan daging
1 bh tomat merah ukuran besar, iris2
1 sdm air jeruk lemon /nipis

cara membuat:
campur daging dengan bumbu yang telah dihaluskan, diamkan sebentar.Didihkan santan, masukan potongan daging, masak sampai santan agak kering sambil sesekali diaduk (sisakan 50ml rebusan daging untuk campuran saus balado), keluarkan potongan daging dan iris2 mengikuti seratnya.

panaskan pemanggang pada suhu 200oC, kemudian tokok2 irisan daging pelan2 dg cara memukul dg batu lado(cabe), atur potongan dendeng diatas tempat pemanggang yg telah dialasi kertas roti, panggang +15-20menit atau sampai warna dendeng coklat kegelapan, atur di piring saji, sisihkan.

tumbuk kasar cabe hijau dan bawang merah, tumis sampai cukup layu, tambahkan sisa rebusan daging, didihkan. masukan irisan tomat dan jeruk air nipis, aduk rata, cicipi dan bubuhi garam sesuai selera, lanjutkan memasak sebentar, angkat.

Selengkapnya...

01/03/10

Suntiang..

Dalam alek di minangkabau pada umumnya pengantin perempuannya menggunakan suntiang. Suntiang adalah hiasan kepala pengantin perempuan di Minangkabau atau Sumatra Barat. Hiasan yang besar warna keemasan atau keperakan yang khas itu, membuat pesta pernikahan budaya Minangkabau berbeda dari budaya lain di Indonesia.

Tak hanya perbedaan bentuk dan ornamen, memakai suntiang kerapkali juga salah satu yang ditakutkan calon pengantin perempuan Minang. Suntiang yang beratnya bisa mencapai 3,5 kg dan mesti dikenakan di kepala selama pesta berlangsung umumnya sehari-semalam, membuat si calon pengantin perempuan yang disebut ‘anak daro' was-was dan cemas akan tidak sanggup menjalankannya. Apalagi pada zaman dulu. Suntiang yang besar itu, bahkan beratnya sampai 5 kg bahkan ada yang terbuat dari emas.

Secara garis besar jenis suntiang ini adalah sbb :

1. Suntiang bungo pudieng (suntiang berbunga puding)
2. Suntiang pisang saparak (suntiang pisang sekebun)
3. Suntiang pisang saikek (suntiang pisang sesisir)
4. Suntiangkambang loyang (suntiang pisang sesisir)

Dari segi ikat (dandanan) dengan segala variasinya suntiang ini dapat pula dibedakan, suntiang ikat pesisir, suntiang ikat Kurai, suntiang ikat Solok Selayo, suntiang ikat Banuhampu Sungai Puar, suntiang ikat Lima Puluh Kota, suntiang ikat Sijunjung Koto Tujuh, suntiang ikat Batipuh X Koto, suntiang ikat Sungayang, dan Lintau Buo. Suntiang ikat bungo pudieng banyak dipakai didaerah Batipuh Tanah Datar. Suntiang pisang separak banyak dipakai didaerah Luhak Lima Puluh Kota, Solok, Sijunjung Koto Tujuh, dan Sungai Pagu. Suntiang pisang sasikek banyak dipakai di daerah Pesisir. Suntiang kambang loyang banyak dipakai di daerah lain.

Perlengkapan pakaian adat Limpapeh Rumah Nan Gadang dibuat oleh orang Minangkabau sendiri. Ada daerah yang cukup terkenal dengan pandai sulam ini di Minangkabau seperti Padang, Pariaman, Tanjung Sungayang, Batipuh Bunga Tanjung, Koto Gadang, Payakumbuh. Sedangkan Pandai Sikat terkenal dengan tenunan kain upieh (kain balapak).Suntiang sendiri sebenarnya dibuat sekelompok perajin.

(Sumber : Sejarah dan Budaya Adat Minangkabau)
Selengkapnya...